![]() |
Serangan udara Israel di Gaza Utara pada Kamis (24/4) menewaskan 53 warga Palestina. Rudal ditembakkan sesaat usai perintah evakuasi dikeluarkan. Ilustrasi. (Foto: REUTERS/Hatem Khaled) |
Sebuah serangan udara yang dilancarkan Israel pada Kamis malam waktu setempat menghantam sebuah kantor polisi di Jabalia, Gaza Utara, dan menyebabkan sedikitnya 53 warga Palestina kehilangan nyawa. Serangan ini terjadi beberapa jam setelah militer Israel mengeluarkan instruksi evakuasi bagi warga di dua wilayah di Gaza Utara.
Mengutip laporan Reuters, dua rudal menghantam gedung kantor polisi yang terletak di sekitar area pasar. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 10 orang di lokasi, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Militer Israel menyatakan target serangan adalah markas komando milik kelompok Hamas dan faksi Jihad Islam, yang dituduh digunakan untuk merencanakan serangan terhadap pasukan Israel. Namun, kelompok-kelompok Palestina membantah tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai dalih yang berulang.
Letnan Jenderal Eyal Zamir, Panglima Angkatan Bersenjata Israel, memperingatkan bahwa serangan dapat diperluas jika tidak ada kemajuan dalam pembebasan sandera yang ditahan sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. “Jika tidak ada perkembangan signifikan, kami akan meningkatkan operasi kami menjadi lebih besar dan intens,” ujarnya dalam kunjungan ke pasukan di Gaza.
Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan, serangan lainnya di wilayah Gaza Utara menewaskan sedikitnya 34 warga sipil. Secara keseluruhan, serangan terbaru di seluruh Jalur Gaza menyebabkan korban jiwa mencapai 53 orang.
Selain itu, sistem layanan kesehatan di Gaza dilaporkan telah lumpuh akibat agresi militer yang terus berlanjut sejak Oktober 2023. Banyak warga yang menjadi korban tengah berada di lokasi pengungsian setelah mengungsi dari area yang sebelumnya diperintahkan untuk dievakuasi.
PBB mengkritik keras perintah evakuasi yang terus diperluas oleh Israel, menyebutnya sebagai bentuk "pemindahan paksa" terhadap penduduk Gaza. Diperkirakan, mayoritas dari 2,4 juta penduduk Gaza telah mengalami pengungsian setidaknya sekali sejak konflik dimulai.
Sebelumnya, Israel menginstruksikan evakuasi warga dari Beit Hanoun dan Sheikh Zayed. Juru bicara militer Israel Avichay Adraee memperingatkan bahwa mereka yang masih berada di wilayah tersebut harus segera bergerak ke arah barat, menuju Kota Gaza, karena wilayah itu akan menjadi target operasi militer.
Sejak gencatan senjata antara Israel dan Hamas berakhir pada 18 Maret, serangan udara kembali dilancarkan secara intensif, menewaskan hampir 1.900 orang — sebagian besar merupakan warga sipil. Sementara itu, tekanan publik di dalam Israel sendiri terus meningkat, dengan keluarga sandera dan ribuan demonstran mendesak pemerintah untuk menghentikan operasi militer dan mencari solusi damai.